Hati-Hati Oli Matic Konvensional dengan CVT Berbeda

Sebuah mobil dengan transmisi otomatis memang cukup diminati oleh masyarakat. Hal tersebut tentu berkaitan dengan kepraktisan berkendara serta pengoperasian yang tidak menguras tenaga terutama saat melibas kemacetan.

Saat ini transmisi otomatis yang umum ada dipasaran terbagi menjadi dua jenis yaitu matic konvensional dengan matic CVT. Meski keduanya sama-sama transmisi otomatis, tapi memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada bagian dalam dari gearbox tersebut.

Pada transmisi CVT menggunakan rantai untuk membuat mobil bisa berjalan serta memiliki perpindahan gigi yang sangat halus. Selain itu pada pada transmisi matik konvensional lebih sederhana. Tak terdapat chips elektronik yang terendam oli. Sedangkan di dalam transmisi CVT terdapat chip electronic.

Karena memiliki perbedaan tersebut oli maticnya pun memiliki perbedaan. Nah karena memiliki perbedaan, jangan sekali-kali kalian melakukan substitusi. Pasalnya jika oli matic konvensional dimasukkan kedalam matic CVT, matic tersebut akan rusak.

Lantas bagaimana sih membedakan transmisi matic konvensional dengan CVT? Bila beli mobil matic baru, kita bisa melihat spesifikasi pada brosur kendaraan. Pada kolom transmisi, setelah mesin biasanya ditulis jenis transmisi otomatisnya AT atau CVT.

Kemudian kita juga bisa melihat huruf dan angka yang ada di samping tuas matic. Bila tertulis P R N D-3 2 1 dipastikan tipe AT. Namun untuk CVT non tiptronic, biasanya hanya tertulis P R N D S/L. Hal lain yang bisa kita lakukan untuk membedakan transmisi AT dengan CVT dengan cara melakukan tes drive mobil. Untuk mobil matic konvensional perpindahan gigi otomatis 1st, 2nd, 3rd, 4th etc biasanya terasa. Kalau CVT tidak terasa, halus.

Setelah mengetahui jenis matic yang ada pada mobil kita, barulah kita bisa menentukan oli matic mana yang tepat. Untuk matic konvensional bisa menggunakan oli ATF, jika mobil kira bertransmisi CVT kita bisa menggunakan oli CVTF.

Pastikan kalian tidak keliru memilih oli matic ya.